Selasa, 09 Mei 2017

Cerpen mendayungi perahu

Cerpen: mendayungi perahu.
By usup.

       Malam nan-gelap, triliunan berbintangan bersinar diatas langit tersebar bagai debu, bulan terang bak potongan setengah semangka serta luasnya lautan dalam air kebiruan pekat mengikat keindahan pada permukaannya dengan begitu tenang walau hanya ada sedikit gelombang laut menggoyang sebuah perahu kecil berwarna putih susu. Dua wanita dewasa berusia hampir sama dua puluhan, mendayung perahu itu dengan sebilah dayungan masing-masing sangat begitu ekstra keras agar cepat menjauh, dari sebuah kapal besar yang memperkerjakan mereka berdua sebagai pelacur paksa, ini sangat menyedihkan, tapi mereka harus kabur jika ingin mendapatkan kehidupan lebih baik. Ada tiga hal yang sedang menanti nasib mereka saat ini, yakni: satu, diselamatkan. Kedua, mati, dan ketiga, kembali.

****

       ‘’ lisa! ‘’ desah lelah salah seorang wanita montok itu dengan banyak luka di lengan-lengannya. ‘’ aku tidak sanggup lagi mendayung perahu ini.. ‘’
      ‘’ jangan menyerah sekarang tika, kita harus cepat, aku tidak mau anak-anak buahnya menemukan kita, cepat dayung tika kumohon.. ‘’ ucap temannya cukup bersemangat tapi terus mengucurkan air matanya.
      ‘’ sampai kapan?, lautan ini luas bodoh ‘’
      ‘’ jangan tanya sampai kapan oke, terus saja mendayung, apa kau mau diketemukan mereka, lalu kau diseret kekapal bejat itu dan mereka akan mengeroyokimu sampai kau pingsan dan saat kau bangun dirimu sudah didalam karung, yang seperti mereka lakukan terhadap rina, kau mau ha..? ‘’ lisa menjerit padanya sementara tika hanya bisa menangis sesekali hingusnya dilubang hidung kiri ingin mengalir kebibirnya tapi ia menyedotnya kembali.
       Mereka berduapun tidak pernah tahu, perahu ini ada dilautan mana, entah itu disamudra antlantik ataupun di laut kalimantan, entahlah tapi yang jelas sekarang mereka hanya bisa berusaha. Sesaat, sebuah ikan paus besar keluar dari dalam laut bagai api dari gunung merapi. Mereka tersentak dan sedikit menjerit dalam mata yang melotot, apalagi timbulan gelombangnya membuat perahu mereka tak terkendali, tergeser beberapa meter. Ikan paus itupun kembali lagi kedalam laut tapi lebih menimbulan gelombang besar setinggi tubuh orang dewasa.
       ‘’ aaaah…. ‘’ mereka menjerit ketika perahu itu semakin tergeser, tapi perlahan perahu mereka kembali stabil. Desahan bercampur degupan dari dalam jantung mereka berhasil menurunkan gairah untuk mendayung kembali. Sampai akhirnya mereka saling mendekat ditengah perahu. Berpelukan seraya menangis pelan-pelan.
         ‘’ lisa… aku takut, takut sekali, hampir saja kita mati tadi ‘’
         ‘’ kenapa kau bicara seperti itu? Jangan ucapkan lagi, aku bisa gila bila mati-mati dan mati kau lontarkan terus ‘’
        Mereka melepaskan pelukan namun terus memandang walau samar-samar.
        ‘’ coba saja ‘’ kata lisa. ‘’ awalnya aku tidak mendengar ajakan pamanku, pasti tidak seperti ini jadinya, setiap hari melayani para pengunjung kapal dengan paksa, sesekali aku disiksa, aku membenci pamanku, akan kuingat dirinya sampai mati ‘’
        ‘’ sudahlah, ini sudah terjadi, yang terpenting sekarang kita harus memikirkan bagaimana jalan keluarnya.. ‘’
       ‘’ ya, jalan keluar dimakan hiu sampai tidak bersisa ‘’
       ‘’ jangan sembarangan kalau bicara ‘’
       ‘’ terus apa jalan keluarnya ha? Lisa? Tidak ada, ayolah jangan memberikan harapan palsu ‘’ tika mengomel.
       ‘’ hentikan mulutmu tika ‘’ jari lisa menunjuknya dengan rasa geregetan.
       ‘’ aku tidak bisa herhenti, aku capek, aku ingin melompat dari perahu ini jika mereka datang’’
      Sontak lisa menamparnya. Tikapun lalu terdiam kaku tanpa berani menatap wajah lisa. Lisa memegang kedua bahunya sesekali menggoyangkannya bagai kaleng roti. ‘’ dengaryah, daripada kau terus melantur lebih baik berdoa pada tuhan. Bukan kau saja, aku juga pusing, aku sudah lima tahun teperangkap dikapal besar itu, dan sering kali mendapatkan tindakan tidak wajar, bayangkan saja apa kau pernah di kurung selama beberapa malam didalam penjara yang penuh mayatnya? haaa? ‘’ jerit lisa. ‘’ jawab aku ‘’
    Geleng tika masih takut memandang lisa. Lisa lalu melepaskan sentuhannya. Sekarang malahan lisa menangis namun tidak berlebihan seperti tika. Ia dikenal lebih tegar terus kuat walau sebenarnya lemah.
     ‘’ masa laluku sangat buruk, aku dilahirkan dari keluarga tidak mampu, saat umurku tujuh belas tahun kedua orang tuaku meninggal dibunuh perampok didalam rumah, sementara aku kabur lewat jendela kamar tapi mereka lebih pintar, mengepungku lalu membawaku untuk dijual di jasa perdagangan elegal ini.. sejak hari itu, hidupku seperti dineraka, umurku yang seharusnya masih sekolah malah bekerja untuk melayani para pria, bila dihitung mungkin sudah lebih dari dua ribuan orang. Jujur saja, aku muak dengan semua ini, ingin sekali kubakar kapal itu.. bukan kau dan aku saja, banyak lagi teman kita yang bernasib sama tapi ada juga yang sudah mati.. kita ini masih beruntung tika, kita masih punya harapan agar bisa selamat, jangan khawatir lagi, kuyakin tuhan bersama kita, kita harus yakin sama tuhan, ayo mendayung lagi. ‘’
       Atas ucapan lisa, tika baru menyadarinya bila ada harapan untuk selamat. Ia menguatkan dirinya, mengambil dayungan kayu tersebut lalu mulai mendayung bersama lisa. Sedikit menjauh perahu mereka menyebabkan keringat mereka diwajah mulai timbul melalu pori-pori lalu akhirnya berkucuran. Banyak kejadian aneh sepanjang proses mendayung, seperti permukaan air laut berubah menjadi kehijauan selama lima menitan, selain itu ada ikan-ikan kecil bergerombol meloncatan sampai percikannya mengenai mereka berdua.
       Sesekali tika di bohongi matamorgana, seakan ada sebuah pulau kecil beberapa jarak lagi namun ketika mendekati pulau itu tidak nampak lagi. Tanpa disangka sebuah sinar senter besar tersentuh pada wajah tika, tikapun menjerit pelan. ‘’ lisa… apa ini mereka? ‘’ katanya bereaksi agak takut.
      Lisa memerhatikan cahaya itu sampai ia menelusurinya dan mengerti sinar itu datang dari samping kiri agak jauhan yang di gunakan oleh seseorang diatas perahu. Sedikit lisa meragukan jika itu orang lain, otaknya berbicara bila itu kelompok anak buah dari kapal bejat itu. Langsung panik tiba-tiba mereka berdua mendayung lebih cepat, sedikit memutar haluan perahu kekiri.
      ‘’ tungguuuu… ‘’ teriak seorang wanita dikapal tersebut dengan mega phone. ‘’ dooor… ‘’ meletus sebuah peluru pistol keatas langit.
      Nafas mereka semakin menggebu-gebu, menambah kuatnya tenaga agar perahu mendayung dengan laju. Sedangkan perahu seseorang itu mengejar dengan mesin kipas air. Dipastikan perahu mereka tumpangi akan kalah. Sesekali lisa memandang seseorang diperahu itu yang dihalangi oleh terangnya suatu sinar kekuningan sampai mata lisa perih.
     ‘’ ayo lisa… ‘’ kata tika.
     Lisapun semakin menggilai gerayakan dayungannya sekuat tenaga.
     ‘’ stop, kami perintahkan kalian stop ‘’ kata seseorang tersebut.
     ‘’ jangan didengar kita harus bisa tika ‘’ jeritku.
     Perahu itu mendahulu mereka sampai akhirnya menghadang. Mereka berdua tertekan keadaan dan tidak dapat lagi memilih harapan untuk selamat, mungkin kini saat memilih dua jalan yaitu mati atau kembali, jika mati berarti mereka siap bunuh diri.
     Seorang wanita dari perahu itu berpakaian polisi berdiri ditepi kapal. ‘’ jangan khawatir, kami akan menyelamatkan kalian, kami siap mengembalikan kekampung asal kalian berdua ‘’
     Rasanya bagai tidak percaya untuk mereka berdua, seorang penyelamat akhirnya datang. Perahu polisi itu mendekatkan keperahu tika dan lisa. Seorang polisi mengulurkan tangannya akhirnya tanpa berpikir panjang tika lebih dulu menerima tawaran tangan itu, ia meraihnya dan masuk keperahunya setelah itu baru lisa.
      ‘’ saya melda ‘’ kata polwan itu dihadapan mereka berdua. ‘’ polwan yang bertugas untuk kasus misterius dan perdagangan manusia.. kami telah lama mencurigai kapal itu, sampai kami mendapatkan informasi, sekarang kapal itu telah dikepung oleh banyak polisi sementara para wanita korban lainnya akan mendapatkan penanganan baik dari kami termasuk kalian.. ‘’ polwan itu tersenyum pada dua wanita itu.
    ‘’ darimana kau tahu kami ada disini? ‘’ tanya lisa sembari mengerutkan keningnya.
    ‘’ seorang korban memberitahuku ‘’
       ‘’ terimakasih banyak, terimakasih ‘’ kata lisa.
       ‘’ oke ‘’ jawab polwan itu.. ‘’ duduklah dan beristirahat, sebentar lagi kapal bantuan kita datang ‘’
      Mereka berduapun akhirnya berpelukan erat sambil menangis dan terus mengatakan, ‘’terimakasih tuhan.’’

      Setelah itu, akhirnya mereka selamat. tika kembali kerumahnya sementara lisa dicarikan pekerjaan oleh dinas ketenagakerjaan yang akhirnya didapatkan disebuah pabrik susu dibalikapapan selama sebulan tinggal dimes, tapi jalan kedua bulannya dari gajihnya ia sisihkan mengontrak rumah kecil. Sebuah pesan dari kisah ini, bila perdagangan manusia sama saja menjalankan perintah setan bukan tuhanmu, kejahatan nomor satu setelah narkoba di dunia. Sampai sekarang kasus perdagangan manusia terus melebar didunia bagai virus.
     
TAMAT.

Penulis atau novelis
Usup.
Novel terbit. Iren, sexy marketing star modeling
2017 leutikaprio

Kristalista susah senang bersama sang ibu in amerika
2015 pohon cahaya

Usup.

  
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar